Jangan Gugup! Kuda Tahu Apa yang Kamu Rasakan!

SARGA.COSeperti makhluk hidup lainnya, kuda juga memiliki psikologi dan emosi yang unik. Mereka dapat membaca emosi manusia, berinteraksi dalam struktur sosial, serta menunjukkan karakter yang berbeda-beda.

Memahami cara mereka berpikir dan berperilaku dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik antara manusia dan kuda. Lalu, bagaimana cara kuda berpikir?

Psikologi Kuda: Kuda sebagai hewan sosial

Dilansir dari artikel SCRIBD yang diunggah Paulina Kornelia, dengan judul “Perilaku Kuda”, kuda merupakan hewan sosial yang lebih suka hidup berkelompok. Sebelumnya ada teori yang menyatakan dalam kelompok kuda tersebut, terdapat hierarki siapa yang paling berkuasa dari pada yang lain.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa struktur sosial kuda lebih fleksibel dan tidak menggunakan kekerasan untuk mengatur kelompok mereka. Mereka berinteraksi dengan bahasa tubuh yang positif, misalnya dengan saling mendekat, saling merawat, atau memberi sinyal bahasa tubuh yang lembut.

Kuda mampu menjalin persahabatan, tidak hanya dengan sesama kuda, tetapi juga dengan hewan lain dan manusia. Faktanya, banyak kuda peliharaan akan menjadi gelisah, bertingkah, dan sulit diatur jika diisolasi.

Kuda yang terisolasi di kandang tertutup dan tidak dapat melihat hewan lain, memerlukan hewan pendamping lain seperti kucing, kambing, atau bahkan kuda poni atau keledai kecil, untuk menemani dan mengurangi stres. Namun, melalui pelatihan yang tepat, kuda belajar untuk merasa nyaman jauh dari kuda lain, hal ini karena mereka akhirnya belajar mempercayai pengurusnya.

Saat berinteraksi dengan manusia, mereka menyukai pemilik yang tegas namun tenang. Sikap dan pendekatan yang tepat akan membuat mereka lebih patuh dan percaya.

Hal ini juga berhubungan dengan memorinya yang kuat dalam mengingat pengalaman baik maupun buruk dalam jangka panjang. Metode pelatihan dengan memberikan apresiasi akan lebih efektif dibandingkan menghukumnya, karena mereka lebih mudah mengingat perlakuan positif.

Naluri bertahan hidup

Sebagai hewan pemangsa, kuda memiliki respons fight or flight, yang membuat mereka cenderung kabur saat merasa terancam. Karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan menghindari gerakan mendadak yang bisa membuat mereka panik.

Oleh karena itu, kuda jantan dewasa yang jinak biasanya dipelihara sendiri di dalam kandang atau area terpisah dengan kuda jantan lain. Hal ini dikarenakan mereka merasa terancam dan memiliki naluri saling menantang dan bertarung.

Untuk menghindari cedera, mereka seringkali dipisahkan satu sama lain. Contohnya saat di paddock atau lahan terbuka, biasanya akan diberi pembatas agar kuda tidak dapat bersentuhan; Kemudian hal lainnya, para kuda jantan akan dilepaskan untuk berolahraga pada waktu yang berbeda agar tidak saling melihat dan mendengar.

Dalam perlombaan atau pertunjukan, kuda jantan dan kuda betina juga sering berada dalam perlombaan yang sama. Dalam situasi tersebut, biasanya kuda jantan harus dijaga agar tidak terlalu dekat dengan kuda betina untuk mencegah kawin yang tidak disengaja, serta dijauhkan dari kuda jantan lain untuk menghindari persaingan dominasi.

Para perawat kuda biasanya menjaga jarak minimal satu panjang kuda antara kuda dan lainnya. Namun semua hal tersebut dapat teratasi dengan adanya pelatihan yang tepat, agar para kuda bisa diajarkan untuk tetap fokus dan mengabaikan kehadiran kuda lain saat bekerja.

Emosi kuda: Lebih dari sekadar insting

Penanganan manusia yang membuat kuda merasa nyaman dan aman

Sumber: SARGA.CO

Kuda dapat menafsirkan bahasa tubuh makhluk lain, termasuk manusia, yang mereka pandang sebagai predator. Jika disosialisasikan dengan kontak manusia, kuda biasanya merespons manusia sebagai predator yang tidak mengancam.

Namun, manusia tidak selalu memahami hal ini, dan mungkin berperilaku dengan cara tertentu, misalnya dengan agresif. Kuda akan menganggap manusia sebagai predator yang menyerang dan memicu naluri ‘melawan atau larinya’ kuda.

Di sisi lain, jika manusia menunjukkan rasa takut, kuda akan menafsirkan perilaku tersebut sebagai reaksi tunduk kepada kuda. Dalam pemikiran kuda, ia akan melihat dirinya sebagai yang lebih berkuasa dan menganggap manusia berada di posisi lebih rendah dalam hierarki. 

Hal ini dapat menyebabkan kuda berperilaku lebih dominan dan agresif. Kuda dapat merasakan suasana hati manusia melalui ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan nada suara, maka sikap percaya diri dan tenang akan membuat mereka lebih nyaman.

Oleh sebab itu, penanganan manusia akan berhasil, jika manusia juga belajar bahasa tubuh kuda, kemudian menyesuaikan respon yang harus diberikan.

Bahasa tubuh sebagai ekspresi emosi

Kuda berkomunikasi dengan berbagai cara, termasuk vokalisasi seperti menjerit atau merengek, menyentuh, dan mengendus bau. Kuda menggunakan kombinasi posisi telinga, tinggi leher dan kepala, hentakan kaki dan ekor untuk berkomunikasi.

Bentuk telinga kuda yang menghadap ke depan

Sumber: Freepik

Jika pada telinga kuda menghadap ke depan, biasanya sedang memperhatikan atau ingin mengetahui sesuatu di depannya. Hal ini juga dapat diartikan bahwa hewan tersebut sedang memperhatikan sekelilingnya dengan tenang atau mengamati potensi bahaya dengan tenang.

Bentuk telinga kuda yang menghadap ke depan dan kebelakang

Sumber: Pngtree

Kuda dapat memosisikan satu telinganya ke depan dan satu lainnya ke belakang, hal ini menunjukkan perhatian visualnya sedang terbagi. Biasanya perilaku ini terlihat ketika kuda sedang bekerja dengan manusia, karena mereka perlu memusatkan perhatian secara bersamaan pada penjaga dan lingkungannya.

Kuda sedang memusatkan perhatian pada objek yang dekat

Sumber: Freepik

Posisi kepala kuda juga dapat menunjukkan di mana mereka sedang memfokuskan perhatian; Untuk memusatkan perhatian pada objek yang jauh, kuda akan mengangkat kepalanya; dan untuk memusatkan perhatian pada objek yang dekat, dan terutama di tanah, kuda akan menurunkan hidungnya dan menggerakan kepalanya dalam posisi hampir vertikal.

Bentuk telinga kuda yang menghadap ke kebelakang

Sumber: Pngtree

Bahasa tubuh lain yang paling jelas adalah ketika kedua telinganya mengarah ke belakang dengan tegang dan terkadang dengan mata berputar sehingga bagian putih mata terlihat. Sering kali hal ini menandakan rasa sakit atau marah, yang disusul dengan perilaku agresif.

Terutama bila disertai dengan ekor yang mengibas kuat atau menginjak-injak atau mengais-ngais dengan kaki, adalah sinyal kuat yang digunakan oleh kuda untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, ketidaksabaran, atau kecemasannya. Namun, kuda dengan telinga sedikit mengarah ke belakang tetapi tidak tegang, dapat mengindikasikan kebosanan, kelelehan atau hanya sekadar santai.

Gerak ekor juga merupakan bentuk komunikasi kuda, jika mereka mengibaskan ekor dengan santai, sering kali sedang mengusir serangga yang menggigit atau merespon adanya iritasi kulit lainnya. Namun, jika kuda mengibaskan ekor secara agresif, hal itu dapat mengindikasikan adanya ketidaknyamanan, kegelisahan, kemarahan, sedang merasakan sakit atau nyeri.

Bentuk ekor kuda naik

Sumber: Pixabay

Kuda menunjukkan ketegangan atau kegembiraan dengan menaikkan ekornya, tetapi juga dengan melebarkan lubang hidungnya. Kuda akan mulai mendengus dan memfokuskan mata dan telinganya pada suatu hal yang membuatnya khawatir atau hanya sekadar ingin tahu.

Seringkali kuda tidak menggunakan mulutnya untuk berkomunikasi, sejauh ia menggunakan telinga dan ekornya. Namun, beberapa gerakan mulut terkadang memiliki makna yang juga perlu dipelajari.

Misalnya giginya yang terbuka, adalah bentuk upaya kuda yang ingin menggigit. Jika kuda membuat gerakan mengunyah namun tidak ada makanan di mulutnya, hal itu sebagai bentuk penenangan diri atau pelepasan ketegangan yang sedang kuda rasakan.

Kuda akan mengulurkan bibir atasnya ketika ia diusap di bagian yang ia sukai. Jika kuda sedang dalam keadaan sangat rileks, bibir dan dagu bawah tampak tidak menegang.

Stres dan depresi pada kuda

Lingkungan yang buruk, kurangnya interaksi sosial, atau metode pelatihan yang keras dapat menyebabkan stress pada kuda. Tanda-tanda stress yang dapat terlihat adalah dengan melihat bahasa tubuhnya, dan yang lebih spesifik antara lain menggigit pagar atau sesuatu, mengayunkan kepala berulang kali, dan kehilangan nafsu makan.

Kepribadian yang beragam

Setiap kuda memiliki karakter unik—ada yang pemberani, pemalu, atau penuh rasa ingin tahu. Kepribadian ini dipengaruhi oleh genetik dan pengalaman hidup mereka.

Kuda yang dirawat dengan komunikasi yang positif akan lebih percaya diri, sementara yang pernah mengalami perlakuan buruk, akan memiliki karakter yang selalu waspada dan sulit didekati. Adanya observasi dan pelatihan rutin akan sangat membantu mengenali sifat mereka lebih jauh.

Membangun hubungan harmonis

Memahami psikologi, emosi, dan karakter kuda dapat membantu membangun hubungan yang lebih harmonis dengan mereka. Dengan mengenali bahasa tubuh, naluri alami, serta respons emosional mereka, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan meningkatkan kepercayaan para kuda terhadap manusia.

error: Content is protected !!