Sarga.co—Di balik setiap pacuan kuda, ada risiko besar yang harus mereka hadapi, baik bagi joki maupun keluarga mereka. Mereka adalah para istri joki, yang hidupnya penuh dengan ketegangan, harapan, dan ketakutan.
Salah satunya adalah Erni, istri Maikel Soleran, seorang joki pacuan kuda. Tim Sarga.co mewawancarai Erni dan mengangkat sisi lain dari dunia pacuan kuda yang jarang terlihat oleh mata publik.
Pertemuan awal yang mengubah segalanya
“Waktu itu saya bertemu Maikel di Pulo Mas tahun 2012. Saya sama sekali tidak tahu soal pacuan kuda, apalagi risikonya,” kenang Erni. Pertemuan itu membawa Erni ke dalam dunia baru baginya.
Awalnya, ia hanya tahu bahwa pacuan kuda adalah olahraga yang membutuhkan keterampilan dan kecepatan. Ia tak menyadari bahwa di setiap lintasan, nyawa manusia dan kuda dipertaruhkan.
“Pas awal-awal, saya tidak mengerti sama sekali. Saya pikir ya lomba biasa saja. Tapi setelah menikah, saya baru tahu kalau risikonya besar sekali,” tambahnya.
Ia mulai memahami bahwa pacuan kuda bukan hanya soal kemenangan, tetapi juga tentang keberanian menghadapi bahaya.
Ujian keberanian di balik lintasan

Joki Maikel Soleran sedang berpacu di lintasan
Sumber: Sarga.co
Salah satu pengalaman yang paling membekas bagi Erni adalah saat ia menyaksikan suaminya terjatuh di lintasan. “Waktu itu di tikungan dekat beringin. Saya lihat suami saya dilangkahi kuda. Saya sudah ingin menangis, tapi saya ingat pesan dia untuk tetap tenang jika terjadi sesuatu dan berdoa.”
Erni menahan diri untuk tidak berlari ke lintasan, meskipun nalurinya sebagai istri ingin segera memastikan kondisi suaminya. “Orang-orang di sekitar bertanya mengapa saya tidak turun ke lapangan, tapi saya tahu, tim medis sudah ada di sana. Saya harus tetap tenang, walaupun hati saya hancur,” ujarnya dengan suara pelan.
Pun ketika Maikel berlomba di luar kota, kecemasan Erni semakin memuncak.
“Pernah waktu di Sawahlunto Derby, tidak ada siaran langsung. Tiba-tiba ada orang melakukan siaran langsung, tapi layarnya kabur. Terus saya dengar, ‘Oh itu joki Maikel.’ Pikiran saya langsung kemana-mana,” katanya.
Trauma yang tak pernah hilang
Bagi Erni, momen-momen di awal pacuan adalah yang paling menegangkan. “Setiap kali pacuan dimulai, saya gak pernah mau lihat langsung dari start gate. Saya selalu diam, memejamkan mata sejenak, hingga kudanya jauh. Kalau nama kudanya sudah disebut, baru saya lega,” ungkapnya.
Trauma itu berakar dari pengalaman suaminya yang pernah terlontar dari kuda yang menabrak besi di start gate. “Sampai sekarang, saya masih takut kalau melihat kuda suami di start gate,” tambahnya dengan suara lirih.
Namun, di tengah semua ketakutan itu, Erni selalu mencoba untuk tetap mendukung suaminya. “Setiap selesai pacuan, saya selalu bilang, Puji Tuhan.”
Suka duka istri joki pacuan kuda
Hidup sebagai istri joki bukanlah hal yang mudah. Di satu sisi, ada kebanggaan saat suami mereka meraih kemenangan. Namun, di sisi lain, ada ketakutan yang tak pernah hilang.
“Adrenalin kami naik setiap kali pacuan berlangsung. Takut terjadi apa-apa dengan suami. Pasti istri-istri joki lainnya juga merasakan hal yang sama,” ungkap Erni.
Bagi Erni, menjadi istri joki berarti menerima risiko dan belajar untuk selalu mendukung dengan cara terbaik yang ia bisa.
Cinta dan keteguhan di balik risiko

Erni dan joki Maikel Soleran
Sumber: Sarga.co
Kisah Erni adalah gambaran nyata dari cinta, keteguhan, dan keberanian seorang istri joki. Di balik gemuruh sorakan di lintasan pacuan, ada doa yang dipanjatkan dengan penuh harap.
“Begitulah risiko menjadi istri joki,” tutup Erni dengan senyum penuh arti. Ia tahu, perjalanan hidupnya sebagai istri seorang joki mungkin tidak mudah, tetapi cintanya kepada sang suami memberinya kekuatan untuk menghadapi semuanya.