Eksklusif! Fakta Tersembunyi di Balik Perkawinan Kuda Pacu

SARGA.CO—Dalam dunia melahirkan kuda pacu, perkawinan menjadi salah satu tahapan penting dalam menghasilkan keturunan berkualitas. Proses ini bukan sekadar menyatukan induk dan pejantan, tetapi membutuhkan pemahaman mendalam tentang siklus reproduksi, perilaku kuda, serta pengalaman bertahun-tahun.

Yani Sondakh, seorang horse breeder dari Humaira Stable, berbagi wawasan tentang bagaimana proses ini berjalan dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan.

Lebih dari sekadar insting

Yani menjelaskan, perkawinan kuda tidak bisa dilakukan sembarangan. Sebelum proses ini berlangsung, induk betina harus dalam kondisi birahi. Berbeda dengan pejantan yang tidak menunjukkan tanda-tanda birahi secara jelas, birahi induk kuda harus diamati dengan cermat agar proses perkawinan lebih efektif.

Dalam praktiknya, indukan perlu diamankan sebelum proses kawin berlangsung. Ini dilakukan dengan cara mengikat kakinya untuk mencegah tendangan. Reaksi seperti ini sering terjadi karena beberapa indukan akan merasa risih atau geli ketika dikawinkan.

Selain itu, ekornya juga diikat agar memudahkan penetrasi pejantan ke dalam organ reproduksi induk.

Pemilihan pejantan dan waktu kawin yang tepat

Yani Sondakh, horse breeder dan Cluster, pejantan THB

Sumber: SARGA.CO

Tidak semua pejantan cocok untuk setiap induk. Pemilihan pejantan menjadi hak prerogatif pemilik induk betina. Contohnya di Humaira Stable, salah satu pejantan yang digunakan bernama Cluster, yang memiliki gen Thoroughbred (THB).

Sedangkan salah satu induknya adalah kuda lokal bernama Agia Sophia dari Sumatra Barat. Namun, proses perkawinan tidak selalu sukses dalam satu kali percobaan.

Pada jurnal penelitian yang dilakukan Hendri, dkk. (2012) dengan judul “Perbandingan Performa Reproduksi Kuda Lokal dan Turunan THB di Kota Payakumbuh”, olahraga berkuda mendorong adanya usaha memperbaiki mutu ternak kuda melalui grading-up kuda lokal dengan kuda THB, dan memelihara kuda yang lebih baik. Tujuan utama pengembangbiakan kuda hasil cross breeding ini adalah untuk meningkatkan mutu genetik kuda-kuda lokal.

Seperti pada manusia, waktu terbaik untuk melakukan perkawinan adalah saat masa subur. Biasanya, jika dilakukan pada birahi pertama, tingkat keberhasilannya rendah. Oleh karena itu, breeder harus mengamati dengan cermat kapan waktu yang paling tepat.

Pengulangan perkawinan

Perkawinan kuda seringkali membutuhkan pengulangan untuk memastikan efektifitasnya. Tidak semua orang dapat mengetahui apakah proses perkawinan sudah berlangsung normal atau tidak.

Beberapa tanda menunjukkan bahwa perkawinan berlangsung baik, tetapi ada juga kasus di mana libido dan rangsangan pejantan serta betina belum seimbang. Yani Sondakh menjelaskan bahwa ada perbedaan antara perkawinan yang hanya didorong oleh nafsu dan yang benar-benar seimbang secara hormonal.

Ketika perkawinan terjadi hanya karena dorongan nafsu, keluarnya sperma pun bisa terpaksa dan belum tentu membuahkan hasil. Oleh karena itu, penting untuk mengamati apakah perkawinan pertama berjalan normal atau perlu diulang.

Persiapan mental dan fisik

Indukan diajak berkeliling untuk menghindari kebosanan

Sumber: SARGA.CO

Sebelum melakukan perkawinan ulang, kuda biasanya diajak berkeliling terlebih dahulu. Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk menghindari kebosanan dan meningkatkan mood mereka. Kuda yang dipaksakan untuk kawin tanpa diberikan jeda untuk relaksasi cenderung tidak menghasilkan hasil yang optimal.

Ini membuktikan bahwa pengalaman dalam breeding kuda sangat penting untuk memahami karakteristik unik setiap kuda. Hal ini menjadi penting untuk tetap membuat kuda merasa nyaman.

Biaya dan syarat dalam perkawinan kuda

Tidak bisa dipungkiri bahwa proses perkawinan kuda memiliki biaya yang tidak sedikit. Harga perkawinan bergantung pada silsilah genetik dan jenis kuda yang dikawinkan.

Untuk biaya pada kuda dengan darah G (hasil dari persilangan indukan lokal dan pejantan THB) dan KP (hasil dari persilangan indukan THB dengan pejantan G1), biaya perkawinan sekitar Rp15 juta. Jika persilangan dilakukan antara kuda Pony dengan THB, biayanya sedikit lebih rendah, sedangkan untuk THB dengan THB, biayanya lebih tinggi.

Selain biaya utama, pemilik indukan juga harus menanggung biaya tambahan seperti; Biaya kandang selama proses breeding, biaya pakan kuda, biaya perawatan yang termasuk jasa groom dan fasilitas lainnya dan biaya pemeriksaan USG untuk memastikan kehamilan.

Setelah perkawinan terjadi, pemilik pejantan memiliki tanggung jawab untuk mengeluarkan surat kawin. Dokumen ini mencatat tanggal perkawinan dan menjadi dasar dalam pembuatan surat kelahiran saat anak kuda lahir.

Perpaduan ilmu dan pengalaman dalam breeding kuda

Dalam dunia breeding kuda, pengalaman memegang peranan yang sama pentingnya dengan ilmu teori. Yani Sondakh telah menekuni dunia kuda sejak usia 7 tahun dan mendapatkan pengetahuan langsung dari keluarga yang memiliki kecintaan terhadap kuda secara turun-temurun.

Hal ini menunjukkan bahwa breeding kuda bukan hanya soal teknik, tetapi juga tentang memahami karakteristik hewan dan membaca situasi dengan intuisi yang terasah. Dengan kombinasi ilmu dan pengalaman, breeder dapat memastikan bahwa setiap proses perkawinan berjalan optimal dan menghasilkan keturunan kuda yang berkualitas.

Inilah mengapa breeding kuda bukan hanya tentang mengawinkan dua ekor kuda, tetapi juga seni dalam menciptakan generasi baru yang lebih unggul.

Breeding yang baik membawa genetik yang baik

Proses perkawinan kuda adalah perjalanan yang kompleks dan membutuhkan keahlian khusus. Dari pemilihan pejantan, menentukan waktu yang tepat, hingga memahami psikologi kuda, semua aspek ini harus diperhitungkan dengan cermat.

Dengan pendekatan yang tepat, generasi kuda berikutnya tidak hanya akan memiliki keturunan berkualitas, tetapi juga membawa warisan genetik yang lebih baik.Bagi pecinta kuda maupun mereka yang baru mengenal dunia kuda, memahami proses ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana breeding kuda dilakukan secara profesional.

error: Content is protected !!